Berikut adalah beberapa poin filosofis terkait Hari Kesaktian
Pancasila:
1. Simbol Ketahanan Ideologi: Pancasila dianggap sakti karena
dalam sejarahnya mampu bertahan dari berbagai upaya untuk menggantikan atau
merusaknya, seperti peristiwa Gerakan 30 September (G30S) tahun 1965. Ketahanan
ini menunjukkan bahwa Pancasila adalah fondasi kuat yang mengikat bangsa
Indonesia dari berbagai perbedaan dan ancaman.
2. Pemersatu Bangsa: Filosofi Pancasila adalah sebagai
landasan moral dan ideologis yang menyatukan masyarakat Indonesia yang sangat
beragam dari segi suku, agama, dan budaya. Pancasila tetap relevan karena
memberikan nilai-nilai persatuan di tengah keberagaman.
3. Perwujudan Nilai-Nilai Luhur: Pancasila mengandung lima sila yang
menggambarkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, yaitu ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Kesaktian Pancasila terletak pada
kemampuan lima sila ini untuk terus menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
4. Pelajaran dari Sejarah: Hari Kesaktian Pancasila juga
memberikan pelajaran penting dari sejarah, yakni bahwa pengkhianatan atau usaha
untuk merongrong ideologi Pancasila akan gagal. Ini adalah simbol bahwa
kebenaran dan keadilan berdasarkan nilai-nilai Pancasila akan selalu menang.
5. Kewaspadaan Terhadap Ancaman: Kesaktian Pancasila mengajarkan
pentingnya kewaspadaan terhadap segala bentuk ideologi atau gerakan yang
berpotensi mengancam persatuan dan kedamaian bangsa. Peringatan ini menjadi
refleksi agar generasi sekarang tetap menjaga nilai-nilai kebangsaan.
Dengan demikian, Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya sekadar
peringatan sejarah, tetapi juga simbol bahwa nilai-nilai Pancasila harus terus
dipertahankan dan diamalkan sebagai landasan hidup berbangsa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT