Sejarah takbiran bermula dari pertemuan Nabi Ibrahim dengan Siti Hajar, istri keduanya. Dalam pernikahan Siti Hajar, Nabi Ibrahim sangat menginginkan seorang keturunan.
Bahkan, Nabi Ibrahim bernazar apabila ia dikaruniai seorang anak, ia rela memberikannya kepada Allah SWT. Namun, sebelum itu, Nabi Ibrahim sebenarnya sudah memiliki istri lebih dulu yang bernama Siti Sarah.
Dikisahkan pada suatu hari Nabi Ibrahim dan Siti Sarah berpindah tempat dari Babilonia berjalan hingga ke Palestina.
Sesaat sebelum sampai di sana, di tengah perjalanan ada seorang raja yang konon sering merebut perempuan-perempuan yang lewat. Mengetahui hal itu, Nabi Ibrahim pun meminta Siti Sarah untuk mengaku sebagai adiknya.
Hal demikian, ternyata strategi itu tidak membuat Siti Sarah aman dari tangkapan bala tentara raja. Siti Sarah dibawa secara paksa ke depan sang raja. Setelah itu, Sarah berdoa agar diberi keselamatan dari gangguan orang-orang kafir. Allah pun mendengar doa Sarah, sehingga ia dibebaskan oleh sang raja. Bahkan sang raja memberikan hadiah kepada Nabi Ibrahim seorang istri yang bernama Siti Hajar. Nabi Ibrahim bersama kedua istrinya pun melanjutkan perjalanan ke Palestina. Sesampainya di Palestina, istri dari Nabi Ibrahim yang lebih dulu dikaruniai keturunan adalah Siti Hajar.
Nabi Ibrahim dikaruniai seorang putra yang ia beri nama Ismail. Adapun nazar yang diucapkan Nabi Ibrahim tertulis dalam WQ Ash-Shaffat ayat 37, berbunyi:
"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh".
Ketika usia kandungan Siti Hajar sudah besar, Nabi Ibrahim membawanya ke Mekkah. Siti Hajar kemudian melahirkan putranya di sana.
Seiring berjalannya waktu, ketika Ismail berusia tujuh tahun, ada juga ulama yang menyebutkan bahwa ketika usia sang anak sudah 13 tahun, Allah SWT menagih nazar Nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim pun memenuhi janjinya kepada Allah dengan menyerahkan putra semata wayangnya. Sebab, Malaikat Jibril berkata kepada Nabi Ibrahim bahwa doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT berkat kesabarannya.
Nabi Ibrahim kemudian berdoa agar Allah SWT tidak menyiksa satu pun umat Nabi Muhammad SAW. Lalu, setelah mendengar doa Nabi Ibrahim, Malaikat Jibril berkata:
"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar".
Lalu, Nabi Ismail berucap "Laa ilaaha Illahu Wallahu Akbar".
Kemudian Nabi Ibrahim menimpali, "Allahu Akbar Walillahilhamd".
Kisah inilah yang kemudian menjadi asal-usul kalimat takbir atau takbiran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT