Mungkin ini sudah menjadi rutinitas sehari-hari bagi banyak keluarga di rumah yang anaknya masih duduk di bangku SD, bangun subuh untuk bergegas menyiapkan segala macam kebutuhan sekolah bagi anak-anak. Anak yang susah bangun dari tempat tidur pun harus "diseret" ke kamar mandi atau "dibentak" oleh ibu (yang sibuk menyiapkan sarapan dan makan siang untuk anak) agar bergegas mandi.
Kemudian semua orang bergegas berangkat. Saat motor melaju, matahari belum sepenuhnya terbit, dan saat lalu lintas macet. Semua ini harus dilakukan (cepat) karena toh, sejak 2009, sekolah mulai jam 6.30 bukan jam 7. Alasannya untuk mengurangi kemacetan di pagi hari.
Yang terpenting, dalam 3 tahun setelah ini, penyakit sistem pencernaan siswa sekolah dasar meningkat tajam, karena banyak anak yang tidak sarapan. Saya baru saja sarapan di istirahat pertama, dan saya tidak lapar saat istirahat kedua, sehingga waktu makan siang dimundurkan. Hubungan dan komunikasi dengan orang tua juga terputus karena terlalu dini dan mereka tidak punya banyak waktu untuk berbicara. Anak SD sekolah naik motor dan mobil,”.
Menurut psikolog di Personal Growth, anak usia sekolah dasar membutuhkan 10 jam tidur sepanjang malam agar mereka bangun dengan sehat dan siap belajar. Hal ini tentu saja dapat sangat mempengaruhi kemampuan anak untuk berkonsentrasi, berpikir dan mengingat.
Bila kurang tidur, emosi anak pun akan terpengaruh; menjadi lebih mudah tersinggung dan moody. “Jarak sekolah yang jauh dari rumah, disertai kemacetan membuat anak-anak tergesa-gesa berangkat, sarapan seadanya atau bahkan tidak sarapan. Padahal, sarapan penting untuk memberikan kita energi. Anak yang sarapan dengan benar akan memiliki konsentrasi yang lebih baik, serta memiliki koordinasi tangan dan mata yang lebih baik pula,” .
Tidak perlu takut anak menjadi malas. Anak tetap dapat diajak bangun pagi, merapikan tempat tidur, lalu sarapan dengan benar, dan berangkat ke sekolah tanpa tergesa-gesa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT