Bagi sebagian orang, kopi adalah seni. Ada yang memperdebatkan jenis biji terbaik, teknik penyeduhan yang paling optimal, atau rasa yang paling kompleks. Namun, bagi sebagian lainnya, kopi hanyalah kopi. Tak peduli apakah itu kopi dari biji pilihan yang diseduh dengan penuh ketelitian, atau sekadar kopi saset yang praktis dan instan yang terpenting adalah momennya.
Kopi hitam dalam kemasan saset mungkin bukan yang terbaik dalam dunia perkopian, tetapi ia punya daya tarik tersendiri. Rasanya mungkin sederhana, tanpa kompleksitas yang dalam, tetapi ada kenyamanan di dalamnya. Tak perlu alat khusus, tak perlu proses panjang, hanya air panas dan sejumput kesabaran. Dengan satu-dua adukan, aroma kopi segera memenuhi ruangan, memberi kesan hangat dan menenangkan.
Menulis sambil menyeruput kopi adalah perpaduan yang sempurna. Kadang, pahitnya kopi menjadi refleksi dari kehidupan kadang terlalu pekat, kadang terlalu ringan, tapi selalu memberi sensasi tersendiri. Dalam tiap tegukan, ada jeda untuk berpikir, untuk mengurai ide-ide yang berserakan, untuk menemukan inspirasi di antara baris-baris kata.
Mungkin yang terpenting bukan soal rasa kopinya, melainkan momen yang tercipta bersamanya. Kopi, dalam bentuk apa pun, selalu punya cerita. Entah itu menemani diskusi panjang, menyertai sunyi di malam hari, atau sekadar memberi kehangatan di waktu senggang. Dan di antara tegukan terakhir, ada perasaan yang tetap sama: puas dan siap menghadapi hari esok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT