PMP Mengapa Semakin Berkurang?

Pendidikan Moral Pancasila di Era Sekarang: Mengapa Semakin Berkurang?
Estimated read time: 5 min
Harap tunggu0 detik...
Gulir ke bawah dan klik Buka Tautan untuk tujuan
Selamat! Tautan Dihasilkan


Pancasila adalah dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa untuk menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan Moral Pancasila (PMP) adalah mata pelajaran yang pernah menjadi bagian penting dalam kurikulum pendidikan di Indonesia untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila pada generasi muda. Namun, di era sekarang, pengajaran dan penanaman nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan tampak semakin berkurang. Mengapa hal ini terjadi? Artikel ini akan membahas fenomena tersebut dan implikasinya bagi masa depan bangsa.

Sejarah Singkat Pendidikan Moral Pancasila

Pada awal kemerdekaan hingga beberapa dekade berikutnya, Pancasila menjadi fokus utama dalam pendidikan karakter di sekolah-sekolah Indonesia. Pendidikan Moral Pancasila (PMP), dan kemudian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), diajarkan untuk memastikan bahwa nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila dapat terinternalisasi dalam diri siswa. Tujuan dari PMP adalah untuk membentuk warga negara yang berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan memiliki rasa kebangsaan yang tinggi.

Berkurangnya Pendidikan Moral Pancasila di Era Sekarang

Beberapa faktor yang menyebabkan berkurangnya pendidikan moral Pancasila di era sekarang antara lain:

  1. Perubahan Kurikulum dan Fokus Pendidikan:

    • Sejak era reformasi dan perubahan kebijakan pendidikan, mata pelajaran PMP mengalami beberapa kali perubahan nama dan fokus. Mata pelajaran yang berfokus pada pendidikan karakter dan nilai-nilai kebangsaan ini digabungkan dengan pendidikan kewarganegaraan menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Dengan perubahan ini, fokus pendidikan lebih banyak pada aspek hukum dan pengetahuan kewarganegaraan dibandingkan dengan pembentukan karakter berbasis Pancasila.
  2. Tekanan pada Mata Pelajaran Lain yang Dianggap Lebih “Utama”:

    • Kurikulum pendidikan di Indonesia cenderung memberi penekanan lebih pada mata pelajaran yang dianggap lebih penting seperti matematika, sains, dan bahasa Inggris. Akibatnya, mata pelajaran yang bersifat pengembangan karakter seperti PMP atau PPKn kurang mendapat perhatian dan waktu pengajaran yang memadai. Ini menyebabkan pengurangan intensitas dan efektivitas penanaman nilai-nilai Pancasila di sekolah.
  3. Perubahan Sosial dan Teknologi:

    • Di era digital ini, perkembangan teknologi informasi dan media sosial memiliki dampak besar pada pembentukan karakter generasi muda. Informasi yang beredar di media sosial sering kali tidak terfilter dan dapat berpengaruh pada perilaku dan pemikiran anak muda, yang tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai ini mungkin terasa kurang relevan bagi mereka yang lebih banyak terpapar oleh budaya dan informasi dari luar.
  4. Kurangnya Teladan dari Pemimpin dan Tokoh Masyarakat:

    • Salah satu alasan penting mengapa pendidikan moral Pancasila semakin berkurang adalah kurangnya teladan dari para pemimpin dan tokoh masyarakat. Banyak pemimpin yang seharusnya menjadi contoh penerapan nilai-nilai Pancasila justru terlibat dalam berbagai kasus korupsi dan tindakan yang tidak mencerminkan nilai-nilai tersebut. Hal ini membuat pendidikan moral menjadi kurang efektif karena keteladanan adalah kunci dalam penanaman nilai.
  5. Perubahan Pandangan Terhadap Pancasila:

    • Sebagian generasi muda mungkin melihat Pancasila sebagai sesuatu yang kuno dan tidak relevan dengan kehidupan modern. Perubahan pandangan ini diperparah oleh kurangnya pemahaman yang mendalam mengenai pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan panduan moral dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum yang lebih banyak menekankan pada aspek kognitif daripada pembentukan karakter semakin memperkuat anggapan ini.

Implikasi Berkurangnya Pendidikan Moral Pancasila

Berkurangnya pendidikan moral Pancasila di era sekarang memiliki beberapa implikasi serius bagi masa depan bangsa Indonesia, antara lain:

Subscribe Youtube

  1. Penurunan Rasa Nasionalisme dan Persatuan:

    • Kurangnya pendidikan moral Pancasila dapat menyebabkan penurunan rasa nasionalisme dan persatuan di kalangan generasi muda. Mereka mungkin kurang memahami pentingnya persatuan dalam keragaman, yang merupakan salah satu nilai utama Pancasila. Akibatnya, potensi perpecahan dan konflik sosial dapat meningkat.
  2. Melemahnya Karakter dan Moral Generasi Muda:

    • Tanpa penekanan pada nilai-nilai Pancasila, generasi muda mungkin tumbuh dengan karakter yang lemah dan tidak memiliki landasan moral yang kuat. Hal ini bisa berujung pada meningkatnya perilaku negatif seperti intoleransi, korupsi, dan penyimpangan sosial lainnya.
  3. Meningkatnya Pengaruh Budaya Asing:

    • Tanpa pemahaman dan penanaman nilai-nilai Pancasila, generasi muda lebih rentan terhadap pengaruh budaya asing yang tidak selalu sesuai dengan budaya dan nilai-nilai Indonesia. Ini dapat mengikis identitas nasional dan memperlemah ketahanan budaya bangsa.

Upaya Menghidupkan Kembali Pendidikan Moral Pancasila

Untuk mengatasi berkurangnya pendidikan moral Pancasila, diperlukan beberapa langkah, antara lain:

  1. Revisi Kurikulum Pendidikan:

    • Kurikulum pendidikan perlu direvisi untuk mengembalikan fokus pada pembentukan karakter dan penanaman nilai-nilai Pancasila. Pembelajaran PMP harus diberi porsi yang lebih besar dan diintegrasikan dalam berbagai mata pelajaran lain, sehingga nilai-nilai Pancasila dapat lebih mudah dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Pelatihan Guru dan Pendidikan Karakter:

    • Guru harus diberikan pelatihan yang memadai untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila secara efektif. Pendidikan karakter berbasis Pancasila juga harus diperkuat, tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan keluarga dan masyarakat.
  3. Penguatan Teladan dari Pemimpin dan Tokoh Masyarakat:

    • Pemimpin dan tokoh masyarakat harus memberikan teladan yang baik dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila. Sikap dan tindakan mereka akan menjadi cerminan nyata dari bagaimana Pancasila seharusnya dihidupkan dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Pemanfaatan Teknologi dan Media:

    • Teknologi dan media sosial dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan konten positif yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila. Kampanye digital yang kreatif dan menarik dapat membantu menumbuhkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya Pancasila di kalangan generasi muda.

Kesimpulan

Pendidikan moral Pancasila yang berkurang di era sekarang menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia dalam membentuk generasi muda yang berkarakter dan berlandaskan nilai-nilai luhur bangsa. Melalui upaya revitalisasi pendidikan Pancasila, penguatan kurikulum, keteladanan dari para pemimpin, dan pemanfaatan teknologi, nilai-nilai Pancasila dapat kembali dihidupkan dan dijadikan landasan moral bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Posting Komentar

Kanal Media Sosial
Ikuti Kegiatan di Kanal Youtube Ngopireng
Oops!
Sepertinya ada yang salah dengan koneksi internet Anda. Harap sambungkan ke internet dan mulai menjelajah lagi.
AdBlock Detected!
Kami telah mendeteksi bahwa Anda menggunakan plugin pemblokiran iklan di browser Anda.
Pendapatan yang kami peroleh dari iklan digunakan untuk mengelola situs web ini, kami meminta Anda untuk memasukkan situs web kami ke dalam daftar putih di plugin pemblokiran iklan Anda.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.