Tantrum dapat memiliki berbagai ciri-ciri, tergantung pada individu dan situasinya. Berikut adalah beberapa ciri umum dari tantrum:
Ekspresi Emosional yang Intens: Pada anak-anak, ini bisa termasuk menangis dengan keras, berteriak, melengos, atau menghantam barang. Pada orang dewasa, tantrum bisa melibatkan kemarahan yang kuat, berbicara dengan keras, atau bahkan perilaku destruktif.
Kehilangan Kontrol: Selama tantrum, individu mungkin tampak kehilangan kendali atas emosinya. Mereka mungkin sulit untuk didamaikan atau dihentikan selama periode tersebut.
Reaksi yang Tidak Proporsional: Tantrum sering kali terjadi sebagai respons yang terlalu berlebihan terhadap stimulus yang memicunya. Misalnya, seorang anak mungkin meluapkan kemarahannya karena tidak mendapatkan mainan yang diinginkannya.
Keterlibatan Fisik atau Verbal yang Intens: Ini bisa termasuk meronta-ronta, menendang, memukul, atau meludahi (pada anak-anak), atau memaki, mengancam, atau berteriak (pada orang dewasa).
Sulitnya Mengendalikan Emosi: Individu yang sedang tantrum mungkin sulit untuk dipahami atau diajak berbicara dengan baik. Mereka mungkin tidak responsif terhadap upaya untuk menenangkan mereka.
Durasi yang Berkepanjangan: Tantrum bisa berlangsung dalam waktu yang cukup lama, terkadang berjam-jam, terutama pada anak-anak. Pada orang dewasa, tantrum mungkin tidak berlangsung begitu lama, tetapi intensitasnya bisa sama kuatnya.
Pemulihan Setelahnya: Setelah tantrum mereda, individu mungkin merasa lelah, malu, atau menyesal atas perilaku mereka. Pada anak-anak, ini mungkin ditandai dengan penyesalan atau permintaan maaf.
Pemicu yang Beragam: Tantrum bisa dipicu oleh berbagai faktor, seperti kelelahan, lapar, keinginan yang tidak terpenuhi, perubahan rutinitas, atau stres.
Memahami ciri-ciri tantrum dapat membantu orang tua, pengasuh, atau individu sendiri dalam mengelola emosi dan meresponsnya dengan cara yang efektif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT