Pada saat itu suku Jawa kalang merupakan suku minoritas yang seringkali dibully diolok diejek bahkan dikucilkan oleh suku mayoritas. Karena tidak tahan merasakan itu semua maka suku Jawa Kalang memutuskan untuk hidup berbaur dengan suku yang mayoritas.
Selanjutnya agar selama berbaur hidup dengan suku mayoritas suku Jawa kalang tersebut menyembunyikan asal muasal dan jati dirinya serapat mungkin agar tidak lagi diolok dibully dan dikucilkan. Bahkan sampai-sampai makam-makam para leluhurnya pun tidak dirawat dan dibiarkan begitu saja karena Apabila mereka masih merawat makam-makam para leluhurnya maka mereka akhirnya dikenali bahwa mereka itu adalah asal suku Jawa Kalang.
Kalau kita pikir-pikir dan kita rasakan memang suku Jawa kalang banyak keunikan antara lain pada umumnya makam Mujur ngalor dan Mujur ngidul, Namun untuk makam-makam orang suku Jawa kalang Mujur ngetan dan Mujur ngulon .
Selain itu konon orang suku Jawa kalang semasa hidupnya kurang begitu nyaman bila berdekatan dengan air dan mereka memilih hidup di atas-atas puncak perbukitan yang berada di kawasan mulai dari barat dari Kecamatan kedewan Kecamatan Malo hingga Kecamatan trucuk Bojonegoro.
Jadi sebenarnya suku Jawa kalang itu hingga kini pun belum punah namun mereka semua itu sudah berbaur dengan kalangan suku mayoritas dengan menyembunyikan asal muasal jati dirinya serapat mungkin, jadi bilamana kita masuk ke kawasan perkampungan tersebut, Bila kita bertanya tentang Suku kalang kebanyakan mereka itu cuman diam.
Apakah suku kalang itu apakah mereka itu benar-benar tidak tahu, ataukah mereka sengaja untuk menyembunyikan dan berpura-pura tidak tahu.
Bagaimanakah menurut pendapat anda tulis di kolom komentar..?
Pada kali ini kita berada di desa Trembes dan desa Tanggir Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro, sepanjang pesisir perbukitan mulai dari Kecamatan kedewan Malo hingga trucuk di sebelah utaranya Bengawan Solo.
Hilir di situ banyak perbukitan dan banyak ditemukan makam-makam tak dikenal kemungkinan makam tersebut adalah makam para leluhur suku Jawa kalang yang ada di wilayah Bojonegoro. konon orang suku Jawa kalang Andaikata pada suatu saat meninggal apa yang dimiliki semasa hidup di dunia ikut serta dimakamkan di dalam makam tersebut dan makam tersebut tidak terlalu dalam hanya setinggi dengkul atau lutut.
Sekarang kita sudah di puncak gunung trembes di tengah hutan di tengah hutan ini ada pertigaan, ini mau tanya orang yang tidak ada orang lewat mau spekulasi mengambil jalan ya nanti kita takut kesasar jadi kita menunggu orang lewat dulu, karena di dalam hutan ini banyak sekali makam-makam orang suku kalang jadi tempat ini dulunya mungkin atau logikanya adalah sebuah kampung yang ditinggalkan para penghuninya.
karena para penghuni tersebut ingin berbaur dengan masyarakat mayoritas sehingga para penghuni yang ada di hutan ini atau Suku orang kalang tersebut sengaja menghilangkan jejak jati dirinya agar tidak dikenali bahwa mereka itu adalah dari suku kalang.
Makam para leluhur mereka itu sengaja dibiarkan karena nanti kalau mereka itu masih mengundi-mundi makam Punden para leluhurnya kan akhirnya dikenali tokoh ini wong kalang iki wong kalang. Mungkin seperti itu ya Ini logikanya seperti itu dilanjut, Nah dari pertigaan yang tidak kita kenali kode-kodenya tadi.
kita berjalan ke arah timur sekitar kurang lebih 700 meter nanti ada sebuah pertambangan manual milik Pertamina seperti ini artinya ini sebuah pertambangan milik Pertamina namun dikerjakan manual oleh warga dari tempat ini ke arah timur sekitar 400 meter nanti ada Jalan Setapak kita masuk belok kiri mengenai tempat pertambangan manual ini.
kali ini kita sekilas melewati saja tidak banyak yang bisa dijelaskan karena juga tidak ada pekerjanya dalam waktu dekat kurang lebih seminggu kedepan kita mereview tempat pertambangan Pertamina ini, seperti apakah dan bagaimanakah kelanjutannya.
Oke kita lanjut ke lokasi makam Apa itu ya suku bisa dikatakan suku primitif atau Suku yang susah dikenali yang berada di Bojonegoro.
Oke lanjut, jadi jalannya seperti ini berbeda dengan jalan bypass Ringroad yang ada di perkotaan. Kalau di perkotaan jalannya aspal tapi di sini jalannya Ya batu-batu seperti ini sekarang dilanjut kita menuju ke timur dengan jalan seperti ini.
jadi dari pertambangan manual itu tadi kita ke arah timur kurang lebih berapa meter ya sekitar 300 meter sebaiknya Anda bilamana ingin datang ke tempat ini. ya mau bawa temen atau membawa air karena di sini jarang orang lewat anda bertanya-tanya. waduh susah saya aja di sini udah 4 jam tidak ketemu orang saat itu mau tanya Terus setelah kita berjalan ke arah timur kurang lebih ada 300 aturan ya di sebelah kiri jalan ini ada semacam gardu atau trafo listrik di sebelah kirinya atau Timur yang sedikit ada sebuah pertigaan.
Nah jadi pertigaan ini kita masuk ini jalannya naik atau nanjak sebaiknya kalau ke sini jangan pas Wayah musim hujan usahakan saat musim kemarau.
Jadi jalannya itu licin nah di kawasan ini ditimbun-timbunan semak-semak itu sudah banyak makan-makan liar atau makam yang tidak terawat. jadi ini di kawasan ini itu masuk-masuk ke dalam itu banyak makam-makam berdamping batu yang tidak terawat atau makam liar sekarang kita lanjut kali ini kita mendatangi makam yang gampang dicari saja ya.
sebenarnya kesal dari tadi nunggu orang satu saja untuk bertanya nggak ada orang sama sekali, andai kata kita jumpa satu orang warga gitu saja gampang lah bisa jadi sebuah panduan.
Nah itu ada tulisan kuburan budaya makam Coba kita lihat Oke kita balik lagi ke belakang, ini ada tulisannya seperti ini Situs budaya kubur kalang 2 bkph malu ya yang bisa menerjemahkan ini adalah kalangan Bapak Perhutani tapi ini makamnya yang mana juga ndak ada orang
Apakah harus masuk ke jalan ini apa gimana ya ya Coba saja kita terusin kita telusuri dulu saja jalan ini siapa tahu nanti kita menemukan, Andaikata situs budayanya itu ada tulisannya gitu ya gampang lah kita menemukan ya ini kita lewat kebun jagung.
Ada Situs budaya ,kita sampai masuk hutan yang begitu semak tidak ada orang satupun rasanya Akhirnya saya bisa menyimpulkan Benarkah itu sebuah makam.
karena apa yang kita bikin sebagai tolok ukur logika adalah kita sendiri saat datang ke tempat ini dengan alam seperti ini.
Mungkinkah dulu ada orang kehidupan di sini dan mungkin pulangkah orang yang berada di kampung yang jauh dari tempat ini memakamkan seseorang di tempat seperti ini yang sangat begitu jauh, apalagi pada zaman dahulu belum ada kendaraan.
Makam orang Jawa kalang yang ada di atas bukit desa tembes dan tangkir ini yang saya temukan adalah semacam tumpukan batu semacam tatanan batu seperti taman-taman di depan rumah, setelah saya turun bertanya kepada warga namanya Makam orang kalang, setelah saya mendengar cerita warga bahwa tumpukan batu yang tidak begitu banyak yang sering ada di hutan di atas gunung itu adalah makam.
menjelaskan tentang orang suku Jawa kalang jadi pada saat masuk ke Kawasan Bukit hutan yang berada di atas gunung trembes dan gunung tangir apabila orang yang Pak diajak cerita itu mengisahkan cerita dikaitkan dengan kesaktian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT